08 October 2011

The Fox and The Crow (Rubah dan Burung Gagak)

The Fox and The Crow

A fox saw a crow flying with a piece of cheese in its beak and perched on top of a tree.

"That's for me, the Fox muttered," and he was walking toward the tree trunk.

"Good afternoon beautiful Crow, the fox praised." How beautiful you today, how slick your feathers is, It's very beautiful light eyes, I am sure your voice is more beautiful than the other birds. Let me listen to one song from you, and I will greet you as the Queen of Birds. "

Crows and even then began to lift his head and tried to sing as good as possible but when he opened his mouth, the cheese in its mouth fell to the ground, at once the fox captured the falling cheese.

"Haha, That's what I would do, that's what I want, in exchange for your cheese, I'll give you advice, for the future, that do not immediately believe the person who gives you a compliment.



Rubah dan Burung Gagak

Seekor rubah melihat seekor burung gagak terbang dengan membawa sepotong keju di paruhnya dan hinggap di atas sebuah pohon.

"Itu untukku, guman si Rubah," dan diapun berjalan mendekati batang pohon itu.

"Selamat siang Gagak yang cantik, si Rubah memuji." Betapa cantiknya kamu hari ini, Betapa mengkilapnya bulumu, Sungguh sangat indah sinar matamu, Saya yakin suaramu lebih indah dari burung burung yang lain. Ijinkan saya mendengarkan satu lagu darimu, dan saya akan menyapa kamu dengan sebutan si Ratu Burung."

Burung gagak itupun mulai mengangkat kepalanya dan mencoba bernyanyi sebaik mungkin tetapi ketika dia membuka mulutnya, keju yang ada dimulutnya jatuh ke tanah, dengan seketika si Rubah menangkap keju yang jatuh tersebut.

"Haha, Itulah yang akan saya lakukan, itulah yang saya inginkan, sebagai pertukaran dengan kejumu, Saya akan memberimu nasehat, untuk dimasa yang akan datang, bahwa jangan langsung percaya kepada orang yang memberimu pujian.
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Lion and Mouse (Singa dan Tikus)

Lion and Mouse

A lion was sleeping soundly in the woods, with his huge head leaning on his feet. A little mouse inadvertently walking nearby, and after the mouse was conscious that he was walking in front of a sleeping lion, the mouse became frightened and ran fast, but because of fear, the mouse ran on the nose of a sleeping lion . The Lion awoke and became extremely angry and captured the little creature with his huge claws.

"Forgive me!" said the mouse. "Please let me go and someday I will repay you."

The lion laughed and found it funny at his thought that a little mouse would be able to help him. But with a good heart, the lion eventually let the little mouse go.

One day, when the lion was stalking its prey in the jungle, the Lion was caught by the nets spread by hunters. Because he could not free himself, the Lion roared with anger to the entire forest. It was the mouse which he ever let it go he heard the lion’s roar and quickly headed in the direction where the Lion entangled in nets. The mouse then found the Lion struggling trying to free himself from the nets that entrap him. The rats then ran to the ropes that held the nets, he then bit the rope until it broke up the lion eventually be freed.

"You laughed when I said that I would repay your good deeds," said the mouse "Now you see that although small, a mouse can also help a lion."

Kindness always gets a good response.




Singa dan Tikus

Seekor singa sedang tidur dengan lelap di dalam hutan, dengan kepalanya yang besar bersandar pada telapak kakinya. Seekor tikus kecil secara tidak sengaja berjalan di dekatnya, dan setelah tikus itu sadar bahwa dia berjalan di depan seekor singa yang tertidur, sang Tikus menjadi ketakutan dan berlari dengan cepat, tetapi karena ketakutan, sang Tikus malah berlari di atas hidung sang Singa yang sedang tidur. Sang Singa menjadi terbangun dan dengan sangat marah menangkap makhluk kecil itu dengan cakarnya yang sangat besar.

"Ampuni saya!" kata sang Tikus. "Tolong lepaskan saya dan suatu saat nanti saya akan membalas kebaikanmu."

Singa menjadi tertawa dan merasa lucu saat berpikir bahwa seekor tikus kecil akan dapat membantunya. Tetapi dengan baik hati, akhirnya singa tersebut melepaskan tikus kecil itu.

Suatu hari, ketika sang Singa mengintai mangsanya di dalam hutan, sang Singa tertangkap oleh jala yang ditebarkan oleh pemburu. Karena tidak dapat membebaskan dirinya sendiri, sang Singa mengaum dengan marah ke seluruh hutan. Saat itu sang Tikus yang pernah dilepaskannya mendengarkan auman itu dan dengan cepat menuju ke arah dimana sang Singa terjerat pada jala. Sang Tikus kemudian menemukan sang Singa yang meronta-ronta berusaha membebaskan diri dari jala yang menjeratnya. Sang Tikus kemudian berlari ke tali besar yang menahan jala tersebut, dia lalu menggigit tali tersebut sampai putus hingga akhirnya sang Singa dapat dibebaskan.

"Kamu tertawa ketika saya berkata akan membalas perbuatan baikmu," kata sang Tikus. "Sekarang kamu lihat bahwa walaupun kecil, seekor tikus dapat juga menolong seekor singa."

Kebaikan hati selalu mendapat balasan yang baik.
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

A Dog and Her Shadow (Seekor Anjing dan Bayangannya)

A Dog and Her Shadow

A dog got a bone from a person, came running back to his house as quickly as possible with pleasure. When he passed a very small bridge, she looked down and saw herself reflected in the water under the bridge. This greedy dog thought she saw another dog carrying a bone that was bigger than hers.

If she stopped to think, he would know that it was only her shadow. But the dog was not thinking anything, and instead dropped the bone she was carrying and jumped into a river. Greedy dog was finally with difficulty swam to the riverbank. When she arrived safely at the edge of the river, she just stood pensive and sad because the bone she carried was lost. She later regretted what happened and realized how stupid she was.

It would be foolish to have a greedy nature




Seekor Anjing dan Bayangannya

Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.

Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.

Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Eagle and Crow (Burung Elang dan Burung Gagak)

Eagle and Crow

An eagle, with its wings force grabbing a lamb with his nails and took it away into space, a crow saw the incident, and imagined in his mind an idea that he had the power to do the same thing like the eagle. And with its wings opened wide and then flew through the air with fierce, he rocketed down and quickly hit the back of a sheep, but when he tried to fly again he realized that he could not raise sheep and he could not fly anymore because his nails had been entangled in the sheep’s wool, though he tried to release herself, the bondage was too difficult to be released so that he felt broken there and stayed on the back of the sheep.

A herdsman who saw the crow flapping its wings trying to escape, herdsman saw what had happened, herdsman ran and then soon caught the bird and tied and confine the crow, after the afternoon he gave it to his children at home to play.

"What a funny bird!" they laughed, "What bird is that, father?"

"It’s crow, my son. But if you ask him, he would answer he is an eagle."

Do not let your pride make you forget your own ability




Burung Elang dan Burung Gagak

Seekor burung Elang, dengan kekuatan sayapnya menyambar seekor anak domba dengan kukunya dan membawanya pergi jauh ke angkasa, seekor burung gagak melihat kejadian itu, dan terbayang di benaknya sebuah gagasan bahwa dia mempunyai kekuatan untuk melakukan hal yang sama dengan burung elang tersebut. Dan dengan membuka sayapnya lebar-lebar kemudian terbang di udara dengan galaknya, dia meluncur kebawah dan dengan cepat menghantam bagian punggung seekor domba, tetapi ketika dia mencoba untuk terbang kembali dia baru sadar kalau dia tidak bisa mengangkat domba tersebut dan dia tidak dapat terbang lagi karena kukunya telah terjerat pada bulu domba, walaupun dia mencoba untuk melepaskan dirinya, jeratan itu terlalu sulit untuk dilepaskan sehingga dia merasa putus ada dan tetap tinggal di atas punggung domba tersebut.

Seorang pengembala yang melihat burung gagak itu mengibas-ngibaskan sayapnya berusaha melepaskan diri, pengembala itu menyadari apa yang telah terjadi, pengembala itupun berlari dan segera menangkap burung itu dan mengikat dan mengurung burung gagak tersebut, setelah menjelang sore dia memberikan burung gagak itu kepada anak-anaknya di rumah untuk bermain.

"Betapa lucunya burung ini!" kata mereka sambil tertawa, "ini disebut burung apa, ayah?"

"itu burung gagak, anakku. Tetapi jika kamu bertanya kepadanya, dia akan menjawab dia adalah seekor burung elang."

Jangan biarkan kesombonganmu membuat kamu lupa diri akan kemampuanmu
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

07 October 2011

The Miser (Si Kikir)

The Miser

A person who was very stingy buried his gold in secret in a place kept secret in the garden. Every day he went to the place where he buried his gold, dug it up and counted them back one by one to ensure that no gold was lost. He very often did that so that a thief who watched him, could guess what was hidden by the Miser, and one night, the thief dug the treasure secretly and took it away.

When the Miser was aware of losing his property, he became very sad and desperate. He was moaning, pulling at his hair.

A nomad passing in the place heard his crying and asked what happened.

"My gold! .. Oh my gold!" Miser said, "someone has robbed me!"

"Your gold! In the hole? Why did you put it there? Why don’t you save the gold in the house where you can easily retrieve it when you want to buy something?"

"Buying something?" screamed the Miser angrily. "I'm not going to buy something with that gold. I never even thought to buy something with that gold." he shouted again angrily.

Nomad then took a big stone and threw it into the treasure hole that had been empty.

"Then," he said again, "cap and bury the stone, it is equal to your lost treasure!"

Treasure we have is worth a utility asset.




Si Kikir

Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.

Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.

Seorang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.

"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"

"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"

"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.

Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.

"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"

Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

A Dog, Rooster and The Fox (Seekor Anjing, Ayam Jantan dan Rubah)

A Dog, Rooster and the Fox

A dog and a rooster are best friends, hoping that one day they will be able to travel the world and find new adventures. So they then decided to leave the farm and travel around the world along the road that led into the forest. The two friends were walking together in the spirit and not meet with the adventures that they often talked about.

At night, the cock, looking for a place to perch as his custom, he saw a tree with a hole and he thought the tree was very good to be a place to stay. The dog could slip into the hole of the tree and the rooster could fly to the top of one branch of the tree. Both then went to sleep peacefully in the tree.

At dawn, the rooster woke up and for a moment he forgot where he was. He thought he was still at the farm where his job was to wake the whole house in the morning. Now with standing on his toes, he flapped his wings and crowed with enthusiasm. But instead of farmers who woke up to hear him crowed but he woke a sleeping fox not far from the tree. Fox quickly looked over at the rooster and thought that he got a very tasty breakfast. He quickly approached the tree where the roosters perched, and said politely:

"Welcome to our forests, the great lord. I cannot speak how glad I am to meet you in this place. I feel confident that we will become good friends."

"I feel flattered, Mr. Nice Guy." The rooster said shyly. "If you really want to, go to the door of my house under the tree, my maid will let you come in."

Fox was hungry it did not suspect anything, walking toward the hole under the tree like the rooster said, and in the blink of an eye of the dog that was sleeping in the hole of the tree caught him.

Who is going to cheat, will receive its own consequences.




Seekor Anjing, Ayam Jantan dan Rubah

Seekor anjing dan seekor ayam jantan yang berteman akrab, berharap bahwa satu saat mereka akan dapat berkeliling dunia dan menemukan petualangan baru. Sehingga mereka kemudian memutuskan untuk meninggalkan tanah pertanian dan melakukan perjalanan keliling dunia melalui sebuah jalan yang menuju ke hutan. Kedua sahabat itu berjalan bersama dengan semangat dan tidak bertemu dengan petualangan yang mereka sering bicarakan.

Pada malam hari, ayam jantan, mencari tempat untuk bertengger seperti kebiasaannya, dia melihat sebuah pohon yang berlubang dan dipikirnya pohon tersebut sangat baik untuk dijadikan tempat menginap. Sang anjing dapat menyelinap ke dalam lubang pohon tersebut dan sang ayam dapat terbang ke atas salah satu dahan pohon tersebut. Keduanya lalu tertidur dengan nyenyak di pohon tersebut.

Disaat fajar mulai menyingsing, ayam jantan tersebut terbangun dan sejenak dia lupa dimana dia berada. Dia mengira dirinya masih di tanah pertanian dimana tugasnya adalah membangunkan seisi rumah pada pagi hari. Sekarang dengan berdiri diatas jari kakinya, dia mengepakkan sayapnya dan berkokok dengan semangat. Tetapi bukannya petani yang terbangun mendengar dia berkokok melainkan dia membangunkan seekor rubah yang tidur tidak jauh dari pohon tersebut. Rubah tersebut dengan cepat melihat ke arah ayam tersebut dan berpikir bahwa dia mendapatkan sarapan pagi yang sangat lezat. Dengan cepat dia mendekati pohon dimana ayam jantan bertengger, dan berkata dengan sopan:

"Selamat datang di hutan kami, tuanku yang agung. Saya tidak dapat berbicara bagaimana senangnya saya bertemu dengan anda di tempat ini. Saya merasa yakin bahwa kita akan menjadi teman baik."

"Saya merasa tersanjung, tuan yang baik." kata ayam jantan tersebut dengan malu-malu. "Jika kamu memang mau, pergilah ke pintu rumahku di bawah pohon ini, pelayanku akan membiarkan kamu masuk."

Rubah yang sedang lapar itu tidak mencurigai apapun, berjalan ke arah lubang dibawah pohon tersebut seperti yang disuruhkan, dan dalam sekejap mata anjing yang tadinya tidur di dalam lubang pohon itu menyergapnya.

Siapa yang akan menipu, akan menerima akibatnya sendiri.
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

03 October 2011

Joko Tarup and Seven Angels (Joko Tarup dan Tujuh Bidadari)

Joko Tarup and Seven Angels

Once upon a time there was a widow who lived in the village of Dadapan.  She had a son whose name was Joko Tarup.  Dadapan village was close to a wood so Joko Tarup liked to go to the wood.  He liked hunting for animals with his blowpipe.

One day when he was in the wood he saw a beautiful rainbow and he saw seven angels went down through it.  He came closer and searched for them.  The seven angels were swimming and taking a bath in a lake.  Joko Tarup looked at them while hiding behind trees.  When they had finished taking a bath, they flew through the rainbow to heaven.  

The next day he saw the same thing again.  This time Joko Tarup had an idea.  He searched for their dress and when he found them he took one of them.  As they had finished swimming and taking a bath, they looked for their dress.  One of them could not find her dress.  Her friends had to come back to heaven so they left her.  She was crying while staying in the water.  Joko Tarup approached her.

“Why are you crying lady?”

“I lose my dress so I cannot go home”

“Where is your home?”

“I live in heaven.  I’m an angel.  My name is Nawang Wulan.  But I lose my dress so I cannot fly anymore”

“If you don’t mind I will take my mother’s dress for you”

“OK, please do”

“Wait for me here, I’ll be back”

Then Joko Tarup went home to take his mother’s dress and gave it to Nawang Wulan.  He asked her to stay at his house with his mother.  Not long after that Joko Tarup married Nawang Wulan.  

As an angel Nawang Wulan had spiritual power.  She had ability which far above human being.  She could cook rice with just a bar of rice and when it had done the bowl will be full of rice.  But there was one condition.  The bowl must not be opened before it has done.  Joko Tarup was very surprised with her wife’s ability. He was very curious about it.  So when Nawang Wulan was away he opened the bowl.  Consequently Nawang’s spiritual power disappeared.  She had to cook as ordinary human being.

Several months later Nawang Wulan gave birth to a beautiful baby girl.  Her name was Nawang Asih.  The birth of Nawang Asih added happiness to Joko Tarup and Nawang Wulan.
Since Nawang Wulan could not cook efficiently anymore, she needed more rice than usual.  The stock of rice in their store room diminished rapidly.  Then one day when she took rice there she was very surprised.  Nawang Wulan found her angel dress.  It was hidden there under piles of rice.  She immediately wore it and talked to Joko Tarup.  

“My dear husband, now I know what you did to me”

“Forgive me, my dear.  I admit that I did this because I love you”

“I love you too.  But now I find my dress.  I must come back to heaven.  I am an angel.  My place is not here.  I have to go now.”

“How about Nawang Asih?  She needs you”

“I will leave her but don’t worry.  I will take care of her.  Anytime she needs me I will be here.  For that purpose please build a tower. When Nawang Asih cries put her there then calls my name. I will come immediately.  But I will be invisible to you.  Good bye dear”

Then Joko Tarup built a tower behind his house.  Every time Nawang Asih cried he would put her there.  Nawang Wulan would come and take care of Nawang Asih.



Joko Tarup dan Tujuh Bidadari
 
Pada suatu waktu ada seorang janda yang tinggal di desa Dadapan.
Dia memiliki seorang putra bernama Joko Tarup. Desa Dadapan dekat dengan hutan sehingga Joko Tarup suka pergi ke hutan. Dia suka berburu hewan dengan sumpitnya.

Suatu hari ketika ia di hutan dia melihat pelangi yang indah dan ia melihat tujuh bidadari turun melalui pelangi tersebut. Dia datang mendekat dan mencari mereka.
Tujuh bidadari tersebut berenang dan mandi di sebuah danau. Joko Tarup menatap mereka sambil bersembunyi di balik pohon. Ketika mereka selesai mandi, mereka terbang melalui pelangi ke surga.

Hari berikutnya ia melihat hal yang sama lagi.
Kali ini Joko Tarup punya ide. Ia mencari pakaian mereka dan ketika ia menemukannya ia mengambil salah satu dari pakaian tersebut. Saat mereka selesai berenang dan mandi, mereka mencari pakaian mereka. Salah satu dari bidadari itu tidak bisa menemukan pakaiannya. Teman-temannya harud kembali ke surga sehingga mereka meninggalkannya. Dia menangis sambil berendam di air. Joko Tarup mendekatinya.

“Mengapa kamu menangis?”

“Saya kehilangan baju saya jadi saya tidak bisa pulang”

“Di mana rumahmu?”

“Aku tinggal di surga. Aku seorang bidadari. Nama saya Nawang Wulan. Tapi saya kehilangan baju saya jadi saya tidak bisa terbang lagi”

“Jika kamu tidak keberatan saya akan mengambil baju ibuku untuk mu”

“Ya udah boleh”

“Tunggu aku di sini, aku akan kembali”

Lalu Joko Tarup pulang untuk mengambil baju ibunya dan memberikannya kepada Nawang Wulan. Dia memintanya untuk tinggal di rumahnya bersama ibunya. Tidak lama setelah itu Joko Tarup dan Nawang Wulan menikah.

Sebagai seorang bidadari Nawang Wulan memiliki kekuatan spiritual.
Dia memiliki kemampuan yang jauh di atas manusia. Dia bisa memasak nasi hanya dengan sebatang padi dan ketika itu dilakukan mangkuk akan penuh dengan nasi. Tapi ada satu syarat. Mangkuk tidak boleh dibuka sebelum selesai. Joko Tarup sangat terkejut dengan kemampuan istri nya. Dia sangat penasaran tentang hal itu. Jadi, ketika Nawang Wulan sedang pergi ia membuka mangkuk. Akibatnya kekuatan spiritual Nawang menghilang. Dia harus memasak seperti manusia biasa.

Beberapa bulan kemudian Nawang Wulan melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik.
Namanya Nawang Asih. Kelahiran Nawang Asih menambah kebahagiaan pada Joko Tarup dan Nawang Wulan.

Karena Nawang Wulan tidak bisa memasak efisien lagi, ia membutuhkan beras lebih dari biasanya. Stok beras di gudang mereka berkurang dengan cepat. Lalu suatu hari ketika ia mengambil beras dia sangat terkejut.
Nawang Wulan menemukan baju bidadarinya. Baju itu tersembunyi di bawah tumpukan beras. Dia segera mengenakan baju itu dan berbicara pada Joko Tarup.

“Suami tercintaku, sekarang aku tahu apa yang kamu lakukan pada ku”

“Maafkan aku, Sayang. Saya mengakui bahwa saya melakukan ini karena aku mencintaimu”

“Aku juga mencintaimu. Tapi sekarang aku menemukan gaunku. Aku harus kembali ke surga. Aku seorang bidadari. Tempat saya tidak di sini. Aku harus pergi sekarang.”

“Bagaimana dengan Nawang Asih? Dia membutuhkan mu”

“Aku akan meninggalkan dia tapi jangan khawatir.
Aku akan merawatnya. Setiap kali dia membutuhkan saya, saya akan berada di sini. Untuk itu membangunlah menara. Ketika Nawang Asih menangis tempatkan dia di sana kemudian panggil nama saya. Aku akan datang segera. Tapi saya tidak akan terlihat buat mu. Selamat tinggal saying”

Lalu Joko Tarup membangun sebuah menara di belakang rumahnya. Setiap kali Nawang Asih menangis dia akan meletakkannya di sana. Nawang Wulan akan datang dan mengurus Nawang Asih.
[ Read More - Baca Selengkapnya ]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...