08 September 2011

Sangkuriang

Sangkuriang

Long time ago in West Java, lived a beautiful girl named Dayang Sumbi. She was also smart and clever. Her beauty and intelligence made a prince from the heavenly kingdom of Kahyangan desire her as his wife. The prince asked permission from his father to marry Dayang Sumbi. People from Kahyangan could never live side by side with humans, but his father approved on one condition, when they had a child, the prince would transform into a dog. The prince accepted the condition.

They get married and lived happily in the woods until Dayang Sumbi gave birth to a baby boy. The prince then changed into a dog named Tumang. Their son is named Sangkuriang. He was very smart and handsome like his father. Everyday, he hunted animals and looked for fruits to eat. One day, when he was hunting, Sangkuriang accidentally killed Tumang. His arrow missed the deer he was targeting and hit Tumang instead. He went home and tells her mother about the dog. “What?” Dayang Sumbi was appalled. Driven by sadness and anger, she grabbed a weaving tool and hit Sangkuriang’s head with it. Dayang Sumbi was so sad; she didn’t pay any attention to Sangkuriang and started to cry.

Sangkuriang feel sad and also confused. How can his mother love a dog more than him? Sangkuriang then decided to go away from their home and went on a journey. In the morning, Dayang Sumbi finally stopped crying. She started to feel better, so she went to find Sangkuriang. But her son was nowhere to be found. She looked everywhere but still couldn’t find him. Finally, she went home with nothing. She was exhausted. She fell asleep, and in her dream, she meets her husband. “Dayang Sumbi, don’t be sad. Go look for my body in the woods and get the heart. Soak it with water, and use the water to bathe, and you will look young forever,” said the prince in her dream. After bathing with the water used to soak the dog’s heart, Dayang Sumbi looked more beautiful and even younger.

And time passed by. Sangkuriang on his journey stopped at a village and met and fell in love with a beautiful girl. He didn’t realize that the village was his homeland and the beautiful girl was his own mother, Dayang Sumbi. Their love grew naturally and he asked the girl to marry him. One day, Sangkuriang was going on a hunt. He asked Dayang Sumbi to fix the turban on his head. Dayang Sumbi was startled when she saw a scar on his head at the same place where she, years ago, hit Sangkuriang on the head.

After the young man left, Dayang Sumbi prayed for guidance. After praying, she became convinced that the young man was indeed her missing son. She realized that she had to do something to prevent Sangkuriang from marrying her. But she did not wish to disappoint him by cancelling the wedding. So, although she agreed to marry Sangkuriang, she would do so only on the condition that he provides her with a lake and built a beautiful boat, all in one night.

Sangkuriang accepted this condition without a doubt. He had spent his youth studying magical arts. After the sun went down, Sangkuriang went to the hill. Then he called a group of genie to build a dam around Citarum River. Then, he commands the genies to cut down trees and build a boat. A few moments before dawn, Sangkuriang and his genie servants almost finished the boat.

Dayang Sumbi, who had been spying on him, realised that Sangkuriang would fulfill the condition she had set. Dayang Sumbi immediately woke all the women in the village and asked them to wave a long red scarf. All the women in the village were waving red scarf, making it looked as if dawn was breaking. Deceived by false dawn, the cock crowed and farmers rose for the new day.

Sangkuriang’s genie servants immediately dropped their work and ran for cover from the sun, which they feared. Sangkuriang grew furious. With all his anger, he kicked the unfinished boat. The boat flew and landed on a valley. The boat then became a mountain, called Mount Tangkuban Perahu (Tangkuban means upturned or upside down, and Perahu means boat). With his power, he destroyed the dam. The water drained from the lake becoming a wide plain and nowadays became a city called Bandung (from the word Bendung, which means Dam).




Sangkuriang


Jaman dahulu kala di Jawa Barat, hidup seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Dia juga cerdas dan pintar. Kecantikan dan kecerdasannya membuat seorang pangeran dari kerajaan surgawi Kahyangan ingin menjadikannya sebagai istrinya. Pangeran tersebut meminta izin pada ayahnya untuk menikahi Dayang Sumbi. Orang-orang dari Kahyangan tidak pernah bisa hidup berdampingan dengan manusia, tetapi ayahnya menyetujui dengan satu syarat, ketika mereka memiliki anak, sang pangeran akan berubah menjadi seekor anjing. Pangeran menerima syarat tersebut.

Mereka menikah dan hidup bahagia di hutan sampai Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki. Pangeran kemudian berubah menjadi seekor anjing bernama Tumang. Anak mereka bernama Sangkuriang. Dia sangat cerdas dan tampan seperti ayahnya. Setiap hari, dia berburu hewan dan mencari buah-buahan untuk makan. Suatu hari, ketika ia berburu, Sangkuriang tak sengaja membunuh Tumang. Panah yang ia arahkan ke seekor rusa meleset dan mengenai Tumang. Dia pulang ke rumah dan memberitahukan ibunya tentang Tumang. "Apa?" Dayang Sumbi terkejut. Didorong oleh kesedihan dan kemarahan, ia mengambil alat tenun dan memukul kepala Sangkuriang. Dayang Sumbi sangat sedih, dia tidak memperdulikan Sangkuriang dan mulai menangis.


Sangkuriang merasa sedih dan juga bingung. Bagaimana bisa ibunya lebih mencintai seekor anjing daripada dia? Sangkuriang kemudian memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan melakukan perjalanan. Di pagi hari, Dayang Sumbi akhirnya berhenti menangis. Dia mulai merasa lebih baik, jadi dia pergi mencari Sangkuriang. Tapi anaknya tidak dapat ditemukan dimanapun. Dia mencarinya ke mana-mana tapi masih tidak bisa menemukannya. Akhirnya, dia pulang dengan tangan kosong. Dia kelelahan. Dia tertidur, dan dalam mimpinya, dia bertemu suaminya. "Dayang Sumbi, jangan sedih. Pergilah cari tubuh saya di hutan dan ambil jantung saya. Rendam dengan air, dan gunakan air tadi untuk mandi, dan kamu akan terlihat muda selamanya", kata sang pangeran dalam mimpinya. Setelah mandi dengan air yang digunakan untuk merendam jantung anjing tadi, Dayang Sumbi tampak lebih cantik dan lebih muda.


Dan waktu pun berlalu. Sangkuriang dalam perjalanannya berhenti di sebuah desa dan bertemu dan jatuh cinta dengan seorang gadis yang cantik. Dia tidak menyadari bahwa desa itu adalah tanah airnya dan gadis cantik itu ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Cinta mereka tumbuh secara alami dan ia meminta gadis itu untuk menikah dengannya. Suatu hari, Sangkuriang akan berburu. Dia meminta Dayang Sumbi untuk memperbaiki sorban di kepalanya. Dayang Sumbi terkejut ketika dia melihat bekas luka di kepalanya di tempat yang sama di mana dia, tahun lalu, memukul Sangkuriang di kepala.


Setelah pemuda itu pergi, Dayang Sumbi berdoa minta bimbingan. Setelah berdoa, ia menjadi yakin bahwa pemuda itu memang anaknya yang hilang. Dia menyadari bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk mencegah Sangkuriang menikahinya. Tapi dia tidak ingin mengecewakannya dengan membatalkan pernikahan. Jadi, meskipun dia setuju untuk menikahi Sangkuriang, dia akan melakukannya dengan syarat bahwa ia membuatkan sebuah danau dan membangun sebuah perahu yang indah, semua dalam satu malam.


Sangkuriang menerima syarat ini tanpa keraguan. Dia menghabiskan masa mudanya belajar ilmu gaib. Setelah matahari terbenam, Sangkuriang pergi ke bukit. Lalu ia memanggil sekelompok jin untuk membangun bendungan di sekitar Sungai Citarum. Kemudian, ia memerintahkan para jin untuk menebang pohon dan membangun sebuah perahu. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang dan pelayan jin-nya hampir menyelesaikan membuat perahu.

Dayang Sumbi, yang telah memata-matai Sangkuriang, menyadari bahwa Sangkuriang akan memenuhi syarat yang dia tetapkan. Dayang Sumbi segera membangunkan semua wanita di desa dan meminta mereka untuk melambai-lambaikan syal merah yang panjang. Semua wanita di desa itu melambai-lambaikan syal merah, sehingga terlihat seolah-olah fajar pecah. Ditipu oleh fajar palsu, ayam berkokok dan petani bangun untuk hari yang baru.

Hamba jin Sangkuriang segera menjatuhkan pekerjaan mereka dan berlari untuk berlindung dari matahari, yang mereka takuti. Sangkuriang menjadi marah. Dengan semua kemarahannya, ia menendang perahu yang belum selesai. Perahu terbang dan mendarat di sebuah lembah. Perahu itu kemudian menjadi sebuah gunung, yang disebut Gunung Tangkuban Perahu. Dengan kekuatannya, ia menghancurkan bendungan. Air mengering dari danau menjadi dataran yang luas dan kini menjadi sebuah kota yang bernama Bandung (dari Bendung kata, yang berarti Dam).

No comments:

Post a Comment

With all respect, because the articles
in dee-english.blogspot.com are typed manually
and original thought of the writer (most of them),
so for those who want to copy paste (COPAS)
any article from this blog, please put link
of the article you copy paste. Thank you.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...