09 September 2011

The Real Story of Pinocchio (Kisah Nyata Pinokio)

The Real Story of Pinocchio

Once upon a time, Gepetto, an old woodsman, living in the great Italian pine forest, was lonely. He always dreamed about having a son.

Each day, he went cutting woods for the town’s people. One day, an idea illuminated his mind, the idea of crafting a puppet, which he will call it Pinocchio. He crafted that puppet and during the night, the puppet becomes alive!

One year of happiness and thriller passed, on a Sunday morning, Gepetto told Pinocchio:
"It’s my birthday soon, my little son! I hope you didn’t forget it!"

"Euh, sure, I didn’t!"

Pinocchio felt awkward. He didn’t thought about that. Gepetto’s birthday was coming in only three days, and he hadn’t even a present.

After a long night of reflecting, Pinocchio finally decided to offer a homemade chocolate cake to him as a present.

When the sun rose, Pinocchio was already ready to go outside to find the ingredients. The main problem was he didn’t even known the ingredients and the recipe.

So after school, he decided to go ask someone for the ingredients to bake a cake. During his walk, Pinocchio, the wooden puppet, met the town’s sorcerer.
"Hey, little boy, do you need some help for your chocolate cake?"

"Hum… You can help me?", asked Pinocchio.

"Sure, I can. Follow me!"

After walking few minutes so, Pinocchio saw a big, big, big candy house. They entered together and Pinocchio got caught by a big cage. 

"Mouahahaha!!! I finally caught you! You’ll be mine, you’re going to work for me!", said the evil sorcerer.

Pinocchio was so scared. When the guards came and took him out of the cage, he immediately ran away very fast and he succeeded to escape.

At the same time, the evil sorcerer, calling all his troops with him, ran after him and he took out his magic wand. The evil devil changed the little wooden puppet into a chocolate cake!

When he came back home, he told the entire story to his father and they went to find the god fairy.

After a long trip, they finally find the god fairy and they got the magical potion for Pinocchio.





Kisah Nyata Pinokio

Pada suatu waktu, Gepetto, seorang kakek tua penebang kayu, tinggal di hutan pinus Italia yang besar, kesepian. Dia selalu memimpikan memiliki seorang anak laki-laki.

Setiap hari, ia pergi memotong kayu untuk orang-orang kota. Suatu hari,sebuah ide terlintas dlam pikirannya, sebuah ide membuat sebuah boneka, yang akan ia beri nama Pinokio. Dia membuat boneka itu dan pada malam hari, boneka tersebut menjadi hidup!

Satu tahun kebahagiaan dan ketakuta berlalu, pada hari Minggu pagi, Gepetto berkata pada Pinokio:

"hari ulang tahun saya segera tiba, putra kecilku! Saya harap kamu tidak lupa!"

"Euh, tentu, saya tidak lupa!"

Pinokio merasa canggung. Dia tidak memikirkan hal itu. Ulang tahun Gepetto hanya tiga hari lagi, dan dia bahkan belum punya kado.

Setelah malam yang panjang dan berfikir, Pinokio akhirnya memutuskan untuk membuatkan kue coklat buatannya sendiri untuk gepetto sebagai hadiah ulang tahunnya.

Ketika matahari terbit, Pinokio sudah siap untuk pergi ke luar untuk mendapatkan bahan-bahannya. Masalah utama ia bahkan tidak tau bahan-bahan dan resepnya.

Jadi sepulang sekolah, ia memutuskan bertanya ke seseorang bahan-bahan untuk membuat kue. Selama perjalanannya, Pinokio, si boneka kayu, bertemu penyihir kota.
"Hei, anak kecil, kamu membutuhkan bantuan untuk kue cokelatmu?"

"Hum ... Anda dapat membantu saya?", Tanya Pinokio.

"Tentu, aku bisa. Ikuti aku!"

Setelah berjalan beberapa menit, Pinokio melihat rumah permen yang sangat besar. Mereka masuk bersama-sama dan Pinokio tertangkap oleh kandang besar.

"Mouahahaha! Saya akhirnya berhasil menangkap mu! Kamu akan menjadi milikku, kau akan bekerja untuk ku!", Kata penyihir jahat.

Pinokio begitu takut. Ketika penjaga datang dan membawanya keluar dari kandang, dia segera lari dengan sangat cepat dan dia berhasil melarikan diri.

Pada saat yang sama, penyihir jahat, memanggil semua pasukannya, berlari mengejarnya dan dia mengeluarkan tongkat sihirnya. Iblis jahat mengubah boneka kayu kecil itu menjadi kue cokelat!

Ketika ia kembali ke rumah, dia menceritakan semuanya kepada ayahnya dan mereka pergi mencari peri dewa.

Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya menemukan peri dewa dan mereka mendapatkan ramuan ajaib untuk Pinokio.
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

08 September 2011

Sangkuriang

Sangkuriang

Long time ago in West Java, lived a beautiful girl named Dayang Sumbi. She was also smart and clever. Her beauty and intelligence made a prince from the heavenly kingdom of Kahyangan desire her as his wife. The prince asked permission from his father to marry Dayang Sumbi. People from Kahyangan could never live side by side with humans, but his father approved on one condition, when they had a child, the prince would transform into a dog. The prince accepted the condition.

They get married and lived happily in the woods until Dayang Sumbi gave birth to a baby boy. The prince then changed into a dog named Tumang. Their son is named Sangkuriang. He was very smart and handsome like his father. Everyday, he hunted animals and looked for fruits to eat. One day, when he was hunting, Sangkuriang accidentally killed Tumang. His arrow missed the deer he was targeting and hit Tumang instead. He went home and tells her mother about the dog. “What?” Dayang Sumbi was appalled. Driven by sadness and anger, she grabbed a weaving tool and hit Sangkuriang’s head with it. Dayang Sumbi was so sad; she didn’t pay any attention to Sangkuriang and started to cry.

Sangkuriang feel sad and also confused. How can his mother love a dog more than him? Sangkuriang then decided to go away from their home and went on a journey. In the morning, Dayang Sumbi finally stopped crying. She started to feel better, so she went to find Sangkuriang. But her son was nowhere to be found. She looked everywhere but still couldn’t find him. Finally, she went home with nothing. She was exhausted. She fell asleep, and in her dream, she meets her husband. “Dayang Sumbi, don’t be sad. Go look for my body in the woods and get the heart. Soak it with water, and use the water to bathe, and you will look young forever,” said the prince in her dream. After bathing with the water used to soak the dog’s heart, Dayang Sumbi looked more beautiful and even younger.

And time passed by. Sangkuriang on his journey stopped at a village and met and fell in love with a beautiful girl. He didn’t realize that the village was his homeland and the beautiful girl was his own mother, Dayang Sumbi. Their love grew naturally and he asked the girl to marry him. One day, Sangkuriang was going on a hunt. He asked Dayang Sumbi to fix the turban on his head. Dayang Sumbi was startled when she saw a scar on his head at the same place where she, years ago, hit Sangkuriang on the head.

After the young man left, Dayang Sumbi prayed for guidance. After praying, she became convinced that the young man was indeed her missing son. She realized that she had to do something to prevent Sangkuriang from marrying her. But she did not wish to disappoint him by cancelling the wedding. So, although she agreed to marry Sangkuriang, she would do so only on the condition that he provides her with a lake and built a beautiful boat, all in one night.

Sangkuriang accepted this condition without a doubt. He had spent his youth studying magical arts. After the sun went down, Sangkuriang went to the hill. Then he called a group of genie to build a dam around Citarum River. Then, he commands the genies to cut down trees and build a boat. A few moments before dawn, Sangkuriang and his genie servants almost finished the boat.

Dayang Sumbi, who had been spying on him, realised that Sangkuriang would fulfill the condition she had set. Dayang Sumbi immediately woke all the women in the village and asked them to wave a long red scarf. All the women in the village were waving red scarf, making it looked as if dawn was breaking. Deceived by false dawn, the cock crowed and farmers rose for the new day.

Sangkuriang’s genie servants immediately dropped their work and ran for cover from the sun, which they feared. Sangkuriang grew furious. With all his anger, he kicked the unfinished boat. The boat flew and landed on a valley. The boat then became a mountain, called Mount Tangkuban Perahu (Tangkuban means upturned or upside down, and Perahu means boat). With his power, he destroyed the dam. The water drained from the lake becoming a wide plain and nowadays became a city called Bandung (from the word Bendung, which means Dam).




Sangkuriang


Jaman dahulu kala di Jawa Barat, hidup seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Dia juga cerdas dan pintar. Kecantikan dan kecerdasannya membuat seorang pangeran dari kerajaan surgawi Kahyangan ingin menjadikannya sebagai istrinya. Pangeran tersebut meminta izin pada ayahnya untuk menikahi Dayang Sumbi. Orang-orang dari Kahyangan tidak pernah bisa hidup berdampingan dengan manusia, tetapi ayahnya menyetujui dengan satu syarat, ketika mereka memiliki anak, sang pangeran akan berubah menjadi seekor anjing. Pangeran menerima syarat tersebut.

Mereka menikah dan hidup bahagia di hutan sampai Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki. Pangeran kemudian berubah menjadi seekor anjing bernama Tumang. Anak mereka bernama Sangkuriang. Dia sangat cerdas dan tampan seperti ayahnya. Setiap hari, dia berburu hewan dan mencari buah-buahan untuk makan. Suatu hari, ketika ia berburu, Sangkuriang tak sengaja membunuh Tumang. Panah yang ia arahkan ke seekor rusa meleset dan mengenai Tumang. Dia pulang ke rumah dan memberitahukan ibunya tentang Tumang. "Apa?" Dayang Sumbi terkejut. Didorong oleh kesedihan dan kemarahan, ia mengambil alat tenun dan memukul kepala Sangkuriang. Dayang Sumbi sangat sedih, dia tidak memperdulikan Sangkuriang dan mulai menangis.


Sangkuriang merasa sedih dan juga bingung. Bagaimana bisa ibunya lebih mencintai seekor anjing daripada dia? Sangkuriang kemudian memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan melakukan perjalanan. Di pagi hari, Dayang Sumbi akhirnya berhenti menangis. Dia mulai merasa lebih baik, jadi dia pergi mencari Sangkuriang. Tapi anaknya tidak dapat ditemukan dimanapun. Dia mencarinya ke mana-mana tapi masih tidak bisa menemukannya. Akhirnya, dia pulang dengan tangan kosong. Dia kelelahan. Dia tertidur, dan dalam mimpinya, dia bertemu suaminya. "Dayang Sumbi, jangan sedih. Pergilah cari tubuh saya di hutan dan ambil jantung saya. Rendam dengan air, dan gunakan air tadi untuk mandi, dan kamu akan terlihat muda selamanya", kata sang pangeran dalam mimpinya. Setelah mandi dengan air yang digunakan untuk merendam jantung anjing tadi, Dayang Sumbi tampak lebih cantik dan lebih muda.


Dan waktu pun berlalu. Sangkuriang dalam perjalanannya berhenti di sebuah desa dan bertemu dan jatuh cinta dengan seorang gadis yang cantik. Dia tidak menyadari bahwa desa itu adalah tanah airnya dan gadis cantik itu ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Cinta mereka tumbuh secara alami dan ia meminta gadis itu untuk menikah dengannya. Suatu hari, Sangkuriang akan berburu. Dia meminta Dayang Sumbi untuk memperbaiki sorban di kepalanya. Dayang Sumbi terkejut ketika dia melihat bekas luka di kepalanya di tempat yang sama di mana dia, tahun lalu, memukul Sangkuriang di kepala.


Setelah pemuda itu pergi, Dayang Sumbi berdoa minta bimbingan. Setelah berdoa, ia menjadi yakin bahwa pemuda itu memang anaknya yang hilang. Dia menyadari bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk mencegah Sangkuriang menikahinya. Tapi dia tidak ingin mengecewakannya dengan membatalkan pernikahan. Jadi, meskipun dia setuju untuk menikahi Sangkuriang, dia akan melakukannya dengan syarat bahwa ia membuatkan sebuah danau dan membangun sebuah perahu yang indah, semua dalam satu malam.


Sangkuriang menerima syarat ini tanpa keraguan. Dia menghabiskan masa mudanya belajar ilmu gaib. Setelah matahari terbenam, Sangkuriang pergi ke bukit. Lalu ia memanggil sekelompok jin untuk membangun bendungan di sekitar Sungai Citarum. Kemudian, ia memerintahkan para jin untuk menebang pohon dan membangun sebuah perahu. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang dan pelayan jin-nya hampir menyelesaikan membuat perahu.

Dayang Sumbi, yang telah memata-matai Sangkuriang, menyadari bahwa Sangkuriang akan memenuhi syarat yang dia tetapkan. Dayang Sumbi segera membangunkan semua wanita di desa dan meminta mereka untuk melambai-lambaikan syal merah yang panjang. Semua wanita di desa itu melambai-lambaikan syal merah, sehingga terlihat seolah-olah fajar pecah. Ditipu oleh fajar palsu, ayam berkokok dan petani bangun untuk hari yang baru.

Hamba jin Sangkuriang segera menjatuhkan pekerjaan mereka dan berlari untuk berlindung dari matahari, yang mereka takuti. Sangkuriang menjadi marah. Dengan semua kemarahannya, ia menendang perahu yang belum selesai. Perahu terbang dan mendarat di sebuah lembah. Perahu itu kemudian menjadi sebuah gunung, yang disebut Gunung Tangkuban Perahu. Dengan kekuatannya, ia menghancurkan bendungan. Air mengering dari danau menjadi dataran yang luas dan kini menjadi sebuah kota yang bernama Bandung (dari Bendung kata, yang berarti Dam).
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Because of gambling (Karena judi)

Because of gambling

A wealthy Chicago businessman goes to Vegas and loses all but three dollars.

He comes out of the casino and waves a taxi over.
"How much is a ride to the airport?" The driver replies that it is $5. "Come on I only have $3,

but I'll pay you $10 when I get home by mailing you a check." said the man.

"No way" replies the Driver and throws him out of the car.






 
 
Karena judi


Seorang pengusaha kaya Chicago pergi ke Vegas dan kehilangan semua hartanya sekarang hanya tinggal tiga dolar.

Dia keluar dari kasino dan memanggil taksi.
"Berapa ongkos ke bandara? " Sopir taxi menjawab 5 dolar" Ayolah saya hanya punya 3 dolar,

tapi saya akan membayar Anda 10 dolar saat saya sampai rumah dengan mengirimkan Anda cek " kata pria itu.

"Tidak bisa" jawab supir itu kemudian melempar dia keluar dari mobilnya. 


[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Timun Emas (Golden Cucumber)

Timun Emas (Golden Cucumber)

Long time ago, lived an old woman named Mbok Sirni. She lived by herself because her husband had long passed away and she had no children. Every day, she prayed so God would give her a child. One night, when she was praying, a giant passed her house and heard her pray. “I can give you a child on one condition,” the giant said to Mbok Sirni, “You must give the child back to me when it is six years old.” Mbok Sirni was so happy; she did not think about the risk of losing the child later and agreed to take the giant’s offer. The giant then gave her a bunch of cucumber seeds. “Plant it around your house.” The giant then left without saying anything else. In the morning, Mbok Sirni planted the seeds. The seeds grew within mere days, and blossomed plentifully. Not longer after that, a big golden cucumber grew from plants. Carefully, Mbok Sirni plucked the golden cucumber and carried it home. With caution and care, she sliced the cucumber. She was very surprised to see a beautiful baby girl inside the cucumber. She then named the baby Timun Emas (it means Golden Cucumber).

Years passed by and Timun Emas has grown to be a lovely and beautiful little girl. She was also smart and kind. Mbok Sirni loved her very much. But she kept thinking about the time the giant would take Timun Emas away from her. One night, Mbok Sirni had a dream. In order to save Timun Emas from the giant, she had to meet the holy man who lived in Mount Gundul. The next morning, Mbok Sirni took leave of Timun Emas to go to Mount Gundul. The holy man then gave her four little bags, each one containing cucumber seeds, needles, salt, and shrimp paste. “Timun Emas can use these to protect herself,” said the holy man to Mbok Sirni.

A few days later, the giant came to see Mbok Sirni about her promise. “Mbok Sirni! Where is Timun Emas?” shouted the giant. “My daughter, take these bags with you. They can save you from the giant. Now, run through the back door,” said Mbok Sirni. But the giant saw Timun Emas running to the woods. The giant was angry. Starved and enraged, he rushed toward Timun Emas. Mbok Sirni tried to stop him, but the giant was unstoppable.

The giant was getting closer and closer, so Timun Emas opened the first bag she got from Mbok Sirni. Inside the bag were cucumber seeds. She threw the seeds, and instantly they grew into large cucumber field. But the giant ate them all, giving him more strength. As the giant was getting close, Timun Emas took the second bag with needles inside and spilled the content behind her. The needles turned into bamboo trees, sharp and thorny. The giant’s body was scratched and bled. “Aaargh, I’ll get you, Timun Emas!” shouted the giant as he tried to get himself out from the bamboo field. He made it and still chasing Timun Emas.

Timun Emas then reached the third bag and spilled the salt inside. The ground which the salt touched turned into a deep sea. The giant almost drown and had to swim to cross the sea. After some time, he managed to get out from the water. Timun Emas saw the giant coming, so she reached for the last bag. She took the shrimp paste and threw it. The shrimp paste became a big swamp of boiling mud. The giant was trapped in the middle of the swamp. The mud slowly but surely drowned him. Helpless, he roared out, “Help! Heeeeelp…!” Then the giant drown and died. Timun Mas then immediately went home. Since then, Timun Emas and Mbok Sirni live happily ever after.







Timun Emas

Jaman dahulu kala, hidup seorang perempuan tua bernama Mbok Sirni. Dia tinggal sendirian karena suaminya sudah lama meninggal dan dia tidak punya anak. Setiap hari, dia berdoa agar Tuhan akan memberikan anak padanya. Suatu malam, ketika dia sedang berdoa, seorang raksasa melewati rumahnya dan mendengar doanya. "Saya bisa memberikan seorang anak dengan satu syarat," kata raksasa ke Mbok Sirni, "Anda harus memberikan anak itu kembali ke saya ketika dia berumur enam tahun." Mbok Sirni sangat senang, ia tidak berpikir tentang risiko kehilangan anak itu kemudian dan setuju untuk menerima tawaran sang raksasa. Raksasa itu kemudian memberinya setumpuk biji mentimun. "Tanaman di sekitar rumah mu." Raksasa itu kemudian pergi tanpa mengatakan apa-apa. Di pagi hari, Mbok Sirni menanam benih tersebut. Benih tumbuh dalam beberapa hari saja, dan berkembang dengan banyaknya. Tidak lama setelah itu, sebuah mentimun emas besar tumbuh dari tanaman tadi. Dengan hati-hati, Mbok Sirni memetik mentimun emas dan membawanya pulang. Dengan perhatian dan hati-hati, dia mengiris mentimun tersebut. Dia sangat terkejut melihat seorang bayi perempuan yang cantik ada didalam mentimun tadi. Dia kemudian member nama bayi tersebut Timun Emas (artinya Ketimun Emas).

Tahun demi tahun berlalu dan Timun Emas telah tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang cantik dan mempesona. Dia juga pintar dan baik. Mbok Sirni sangat mencintainya. Tapi ia terus berpikir tentang waktu raksasa itu akan mengambil Timun Emas darinya. Suatu malam, Mbok Sirni bermimpi. Untuk menyelamatkan Timun Emas dari raksasa, ia harus bertemu orang suci yang tinggal di Gunung Gundul. Keesokan paginya, Mbok Sirni meninggalkan Timun Emas untuk pergi ke Gunung Gundul. Orang suci tersebut kemudian memberikan empat tas kecil, masing-masing berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. "Timun Emas dapat menggunakan itu untuk melindungi dirinya sendiri," kata pria suci ke Mbok Sirni.

Beberapa hari kemudian, raksasa datang untuk menemui Mbok Sirni tentang janjinya. "Mbok Sirni! Timun Emas mana? "Teriak raksasa itu. "Putri ku, bawa tas-tas ini. ini dapat menyelamatkan mu dari raksasa itu. Sekarang, keluar lewat pintu belakang, "kata Mbok Sirni. Tapi raksasa melihat Timun Emas berlari ke hutan. Raksasa itu marah. Kelaparan dan marah, ia bergegas mengejar Timun Emas. Mbok Sirni mencoba menghentikannya, tetapi raksasa itu tidak bias dihentikan .

Raksasa itu semakin dekat dan dekat, sehingga Timun Emas membuka tas pertama yang ia dapatkan dari Mbok Sirni. Di dalam tas itu terdapat biji mentimun. Dia melemparkan benih, dan langsung benih tersebut tumbuh menjadi ladang mentimun yang luas. Tetapi raksasa tersebut memakan semuanya, membuatnya menjadi lebih kuat. Raksasa itu semakin dekat, Timun Emas mengambil kantong kedua yang berisi jarum didalam dan menumpahkan isinya di belakangnya. Jarum-jarum itu pun berubah menjadi pohon bambu yang tajam dan berduri. Tubuh raksasa itu tergores dan berdarah. "Aaargh, saya akan menangkap mu, Timun Emas!" Teriak raksasa itu sambil ia mencoba keluar dari hutan bamboo tersebut. Dia berhasil keluar dan masih mengejar Timun Emas.

Timun Emas lalu meraih kantong ketiga dan menumpahkan garam yang ada didalamnya. Tanah yang terkena garam tersebut berubah menjadi lautan yang dalam. Raksasa tesebut hampir tenggelam dan harus berenang untuk menyeberangi lautan tadi. Setelah beberapa waktu, ia berhasil keluar dari air. Timun Emas melihat raksasa itu datang, jadi dia meraih tas terakhir. Dia mengambil terasi udang dan melemparkannya. Terasi udang itu berubah menjadi rawa lumpur mendidih yang luas. Raksasa itu terperangkap di tengah rawa. Lumpur itu perlahan tapi pasti menenggelamkannya. Takberdaya, ia meraung dengan keras, "Tolong! toooolong ... "Lalu! Raksasa itu tenggelam dan meninggal. Timun Mas kemudian segera pulang. Sejak itu, Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia selamanya.
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

07 September 2011

Fatty Loses Weight (Si Gendut yang ingin kurus)

Fatty Loses Weight

Fatty decided that he was just too fat, so he went to Skinny and asked him what he should do.
Skinny saw this as a chance to make money from Fatty.

"Come back tomorrow with five dollars and I will help you lose three pounds" Skinny said
The next day, Fatty came to Skinny's house and gave him the five dollars. Skinny directed
him to his back yard, where Fatty found a small rabbit. The rabbit had a sign on its chest that said
"if you catch me, you get to eat me!"

Of course, Fatty just loves roast rabbit, so he started chasing the hare around the yard.
After a long chase, he finally caught the rabbit, cooked it, ate it, weighed himself and sure enough,
he had lost three pounds.

"This is great" Fatty told Skinny. "Tomorrow I will come back and I want to lose ten pounds".
"OK, but that's more difficult" Skinny said. "It will cost you ten dollars".

So, Fatty returned the next day, paid his ten dollars and went into the yard. He found another
small rabbit with a sign on its chest which said "if you catch me, you get to eat me!".

This rabbit was a lot faster and could run a lot longer. It took Fatty a very long time to catch it.
Eventually, he did catch it. He cooked it, ate it, weighed himself and found that indeed, he had lost ten pounds.

Fatty was very happy with this result, so he said to Skinny, "This is great! I'm losing weight
and getting a good meal at the same time. Tomorrow I'll come back, but this time i want to lose twenty pounds"

"That's OK. I'll bring your money tomorrow"
The next day Fatty came, paid the money and went into the yard. There he found a lion
with a sign on its chest which read "If I catch you, I get to eat you!"






Si Gendut yang ingin kurus

Si Gendut memutuskan bahwa dia terlalu gemuk, jadi dia pergi ke Si Kurus dan bertanya apa yang harus ia lakukan. Si Kurus melihat ini sebagai kesempatan untuk menghasilkan uang dari Si gendut.

"Datanglah kembali besok dengan lima dolar dan saya akan membantu kamu menurunkan tiga pon" kata Si Kurus.
Keesokan harinya, Si Gendut datang ke rumah Si Kurus dan memberinya lima dolar. Si kurus mengarahkan
dia ke halaman belakang rumahnya, di mana Si gendut mendapati seekor kelinci kecil. Kelinci itu memiliki tanda di dadanya yang mengatakan
"Jika kamu menangkap saya, kamu bisa makan aku!"

Tentu saja, Si Gendut sangat menyukai kelinci panggang, maka ia mulai mengejar kelinci mengelilingi halaman.
Setelah lama mengejar, akhirnya ia menangkap kelinci itu, memasaknya, memakannya, ia timbang sendiri dan tentu saja, berat badannya telah turun tiga kilogram.

"Ini luarbiasa" kata Si gendut ke Si kurus. "Besok aku akan datang kembali dan saya ingin turun sepuluh pon".
"Oke, tapi itu lebih sulit" kata Si Kurus. "Ini akan dikenakan biaya sepuluh dolar".

Jadi, Si Gendut kembali keesokan harinya, membayar sepuluh dolar dan masuk ke halaman. Dia temukan
kelinci kecil lain dengan tanda di bagian dada yang mengatakan "jika kamu tangkap saya, kamu bisa makan aku!".

Kelinci ini lebih cepat dan dapat berlari jauh lebih lama. Si Gendut butuh waktu yang sangat lama untuk menangkapnya. Akhirnya, ia menangkapnya. Dia masak, makan, dia timbang berat badannya sendiri dan mendapati bahwa memang, ia telah kehilangan sepuluh pon.

Si Gendut sangat senang dengan hasil ini, maka ia berkata kepada Si Kurus, "Ini luarbiasa! Aku kehilangan berat badan dan mendapatkan makanan yang enak pada waktu yang sama. Besok aku akan kembali, tapi kali ini saya ingin turun dua puluh pon "

"Tidak apa-apa. Aku akan membawa uang mu besok"
Keesokan harinya Si Gendut datang, membayar uang tersebut dan masuk ke halaman. Di sana ia menemukan seekor singa
dengan tanda di bagian dada yang berbunyi "Jika saya menangkap kamu, saya bisa makan kamu!"




Taken from English is fun second edition ( David L. Larcom ) Visipro
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Money (Uang)

Money

There was a man who worked all of his life and saved all of his money.
He was a real miser when it came to his money.
He loved money more than just about anything, and just before he died,
he said to his wife, "Now listen, when I die, I want you to take all my money and place it in the casket with me.
I wanna take my money to the afterlife."

So he got his wife to promise him with all her heart that when he died,
she would put all the money in the casket with him.

Well, one day he died. He was stretched out in the casket,
the wife was sitting there in black next to her closest friend.
When they finished the ceremony, just before the undertakers got ready to close the casket,
the wife said "Wait just a minute!"

She had a shoe box with her, she came over with the box and placed it in the casket.
Then the undertakers locked the casket down and rolled it away.
Her friend said, "I hope you weren't crazy enough to put all that money in the casket."

"Yes," the wife said, "I promised. I'm a good Christian, I can't lie.
I promised him that I was going to put that money in that casket with him."

"You mean to tell me you put every cent of his money in the casket with him?"

"I sure did. I got it all together, put it into my account and I wrote him a check."



Uang

Ada seorang pria yang bekerja sepanjang hidupnya dan menabung seluruh uangnya.
Dia adalah seorang yang sabgat kikir kalau mengenai uangnya.
Dia mencintai uang lebih dari apapun, dan sesaat sebelum dia meninggal,
ia berkata kepada istrinya, "Sekarang dengarkan, kalau aku mati, aku ingin kau mengambil semua uang saya dan tempatkan di peti mati dengan saya.
Saya ingin mengambil uang saya untuk hidup di akhirat. "

Jadi dia meminta istrinya untuk berjanji dengan segenap hatinya bahwa ketika dia meninggal,
ia akan menaruh semua uangnya di peti mati bersamanya.

Nah, suatu hari ia meninggal. Dia berbaring di peti mati,
istrinya duduk di sana dengan mengenakan pakaian hitam-hitam di sebelah teman dekatnya.
Ketika selesai upacara, tepat sebelum orang-orang yang mengurus pemakaman bersiap-siap untuk menutup peti mati,
si istri berkata "Tunggu sebentar!"

Dia membawa kotak sepatu, ia datang dengan kotak itu dan meletakkannya didalam peti mati.
Lalu orang-orang yang mengurus pemakaman mengunci peti itu dan membawanya.
Temannya berkata, "Saya harap kamu tidak cukup gila untuk menaruh semua uang itu dalam peti mati."

"Ya," kata sang istri, "Saya sudah berjanji. Saya orang Kristen yang baik, saya tidak bisa berbohong.
Saya berjanji padanya bahwa aku akan memasukkan uang itu dalam peti mati bersamanya. "

"Maksud mu kamu menempatkan setiap sen uangnya di peti mati bersamanya?"

"Ya. Saya masukkan semua disitu, saya memasukkannya ke dalam tabungan saya dan saya membuatkan dia cek."


[ Read More - Baca Selengkapnya ]

06 September 2011

Sex Column (Kolom Jenis Kelamin (Sex))

Sex Column


An employee of a company felt very happy

after getting the news that she was elected to represent her company to follow

a seminar abroad. Arriving at the location of the seminar,

Seminar participants were given sheets filled by the committee about biodata of the participants.

"Ladies and gentlemen, please fill your personal data for issuing certificates after the seminar is over.

Please you fill in the available columns with your own answers "

the employees calmly filled the columns one by one until finished

and gave it back to the committee. While waiting for other participants who still filled the biodata sheet,

the employee who felt curious about trying to ask the fellow next to her

from the UK who also had finished filling out the sheet:

"What did you fill in the sex column"

With the confusion the British responded "Of course I filled male, what did you fill?"

"Five times a week"




Kolom Jenis Kelamin (Sex)


Seorang karyawan sebuah perusahaan merasa sangat gembira

setelah mendapatkan kabar bahwa ia terpilih utk mewakili perusahaanya guna mengikuti

suatu seminar di luar negeri. Setibanya di lokasi seminar,

para peserta seminar diberi lembar isian oleh panitia yang isinya tentang biodata peserta.

“Saudara sekalian, tolong isi biodata anda guna keperluan penerbitan sertifikat  setelah seminar ini selesai.

Silahkan saudara saudara mengisi pada kolom yg tersedia sesuai dg jawaban anda masing masing”

Dengan tenang sang karyawan tersebut mengisi kolom demi kolom sampai selesai

dan mengembaikannya pada panitia. Sambil menunggu beberapa peserta lain yg masih mengisi lembaran biodata,

sang karyawan yang sedang penasaran mencoba bertanya kepada rekan disebelahnya

dari Inggris yang juga sudah selesai mengisi lembarannya :

“Apa yang anda isikan pada kolom sex, tadi”

Dengan bingung si Inggris menjawab “Tentu saja saya isi pria, emangnya anda mengisi apa?”

"Lima kali seminggu"


http://ceritalucuduabahasa.blogspot.com/2010/07/sex-column.html
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Friendship (Persahabatan)

Friendship


Andi: "Since Dodo, my close friend moved to another school, I was so lazy to snacks in the school cafeteria."
Rudi: "Well, how tight a sense of friendship between you?"
Andi: "Not really. Just Dodo who paid when we snacked in the cafeteria. "


Persahabatan

Andi : “Sejak Dodo, teman akrab saya pindah ke sekolah lain, saya jadi malas jajan ke kantin sekolah.”
Rudi : “Wah, sampai begitu besarkah rasa persahabatan di antara kalian?”
Andi : “Tidak juga. Hanya selama ini Dodo yang membayar bila kami jajan di kantin.” 

[ Read More - Baca Selengkapnya ]

A reception invitation (Undangan Resepsi)

A reception invitation

A reception was held in Paris. One of the guests, President Numeri of Sudan, he lost the invitation.

However, he still went to the door and told the officer there he explained who he was.

"But how we know what you said is true?" asked one officer.

"An hour ago, Pablo Picasso also came here and said that the invitation was lost, We gave him paints and a brush.

In a trice he had managed to create an extraordinary painting. Then, half an hour ago Pablo Casals came, also without an invitation. We gave him a violin. He played a beautiful music ... "

"Who are Pablo Picasso and Pablo Casals?"

"Enough" said the officer. "That means you really President Numeri"


Undangan Resepsi

Sebuah resepsi sedang berlangsung di Paris. Salah seorang tamu, Presiden Numeri dari Sudan, kehilangan surat undangannya.

Namun begitu, ia tetap melangkah ke pintu dan berkata kepada petugas yang ada di sana diterangkannya siapa dirinya sebenarnya.

"Tapi dari mana kami bisa tahu kalau apa yang kau katakan itu benar?" tanya salah seorang petugas.

"Sejam yang lalu Pablo Picasso juga datang kemari dan mengatakan bahwa surat undangannya hilang, Kami berikan cat dan kuas kepadanya.

Dalam sekejap mata saja ia berhasil membuat sebuah lukisan yang luar biasa. Lalu, setengah jam yang lalu Pablo Casals datang, juga tanpa surat undangan. Kami berikan biola kepadanya. Ia memainkan sebuah musik yang indah ..."

"Siapa Pablo Picasso dan Pablo Casals itu?"

"Cukup" kata petugas tersebut. "Berarti anda memang benar Presiden Numeri" 


[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Present Participle and Past Participle Adjectives

Today we’re going to explain about Adjective again, continuing the previous explanation about Adjective. Here we come with Present Participle and Past Participle Adjectives.

1. Present Participle Adjectives
Present Participle Adjectives are active and mean ’having this effect’ by adding ing, for example:
Amuse – amusing
Confuse – confusing
Interest – interesting
Bore – boring
Tire – tiring

Examples in sentences:
-  The story is interesting
-  This problem is confusing
-  The movie is boring
-  Running is tiring

2. Past Participle Adjectives
Past Participle Adjectives are passive and mean ’effected in this way’ by adding ed, for example:
Amuse – amused
Confuse – confused
Interest – interested
Bore – bored
Tire – tired

Examples in sentences:
-  I am interested with the story
-  I am confused with this problem
-  I am bored watching this movie
-  I am tired running

A little but we hope useful.
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

05 September 2011

Adjective (Comparison)

There are three degrees of comparison
Positive         Comparative           Superlative
Tall                taller                       tallest
Brave             braver                     bravest
Dark              darker                     darkest
Interested       more interested        most interested
Interesting      more interesting       most interesting
Useful            more useful             most useful
Obscure         more obscure          most obscure

Note:
1. one-syllable adjectives form their comparative and superlative by adding “er” and “est” to the positive form:
tall – taller
tall – tallest
but for adjective ending in e add “r” and “st”
brave – braver
brave - bravest


2. Adjectives of three or more syllables form their comparative and superlative by putting more and most before their positive:
Interested - more interested
Interested - most interested


3. Adjectives of two syllables ending in ful or re usually take more and most:
Useful – more useful
Useful – most useful
Obscure – more obscure
Obscure – most obscure

And besides those rules there are Irregular Comparison, here are some examples of them:
Bad       worse     worst
Far       farther    farthest
Far       further    furthest (additional/extra)
Good    better      best
Old         older         oldest (people and things)
Old         elder         eldest (people only)
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Nice cake (Kue yang enak)

Nice cake

Mike, who was visiting her brother who was married, was amazed when he found his young niece has started to help her parents make a cake. After they finished making the cake, Timmy's mother allowed Timmy decorate the cake with cream. When Timmy was finished, she brought a cake and put on the table.

"Well, the cake looks delicious, Tim." Praised Mike. Mike then took a piece of cake and bite while looking into the cookies that remain in the plates. "Tim, this cake is really delicious."

After Mike spent one slice of cake, he then took a second piece of the cake and gave comments to Timmy.
"The cakes are very beautiful to the eyes," said Mike. "How do you put the cream on the cake so neat, not covered anywhere?".

While waiting an answer from Timmy, Mike takes a second slice of cake with a single bite.
Then Timmy replied, "I lick all the covered cream on top of all that cake."



Kue yang enak

Mike, yang sedang mengunjungi saudara laki-lakinya yang sudah berkeluarga, terkagum-kagum ketika mendapati keponakannya yang masih kecil sudah bisa membantu orangtuanya membuat kue. Setelah mereka selesai membuat kue, Ibu Timmy mengijinkan Timmy menghiasi kue tersebut dengan krim. Ketika Timmy sudah menyelesaikannya, dia membawa kue tersebut dan ditaruh di atas meja.

“Wah, kuenya kelihatan lezat sekali, Tim.” puji Mike. Mike lalu mengambil sepotong kue dan menggigitnya sambil melihat ke kue-kue yang masih ada di piring. “Tim, kue ini betul-betul lezat.”

Setelah Mike menghabiskan satu potong kue, dia kemudian mengambil potongan kue yang kedua dan memberi komentar kepada Timmy. “Kue-kue ini sangat indah dipandang mata,” kata Mike. “Bagaimana caramu menaruh krim di atas kue ini dengan begitu rapi, tidak belepotan kemana-mana?”.

Sambil menunggu jawaban dari Timmy, Mike memakan potongan kue yang kedua dengan sekali gigit.
Lalu Timmy menjawab, “Aku jilati saja krim-krim yang belepotan di atas semua kue itu.” 


[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Oops! (Uups!)

Oops!

Patient: "When doctor finished the surgery, Nurse, I heard surgeon saying a word that made me very sad."
Sister: "What word was that?"
Patient: "Oops!"


Uups!

Pasien: "Saat saya selesai dioperasi, Suster, saya mendengarkan doktor bedah menggunakan sebuah kata yang membuat saya sangat sedih."
Suster: "Kata apa itu?"
Pasien: "Uups!"

http://ceritalucuduabahasa.blogspot.com/2010/07/oops.html
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

A cockroach (Seekor Kecoak)

A cockroach


Every night, Frank would go down to the liquor store, get a six pack, bring it home, and drink it while he watched TV.

One night, as he finished his last beer, the doorbell rang. He stumbled to the door and found a six-foot cockroach standing there. 

The bug grabbed him by the collar and threw him across the room, then left.

The next night, after he finished his 4th beer, the doorbell rang. 

He walked slowly to the door and found the same six-foot cockroach standing there. 

The big bug punched him in the stomach, then left.

The next night, after he finished his 1st beer, the doorbell rang again. 

The same six-foot cockroach was standing there. 

This time he was kneed in the groin and hit behind the ear as he doubled over in pain.  Then the big bug left.

The fourth night Frank didn't drink at all.  The doorbell rang.  The cockroach was standing there. 

The bug beat the snot out of Frank and left him in a heap on the living room floor.

The following day, Frank went to see his doctor. 

He explained events of the preceding four nights.  "What can I do?" he pleaded.  "Not much" the doctor replied.  "There's just a nasty bug going around."




Seekor Kecoak


Setiap malam, Frank pergi ke toko minuman keras, beli enam pack, membawanya pulang, dan meminumnya sambil menonton TV.

Suatu malam, saat dia menghabiskan birnya yang terakhir, bel pintu berdering. Dia terhuyung ke pintu dan menemukan seekor kecoak berdiri di sana.

Kecoak tadi hinggap di kerah dan terbang ke seberang ruangan, lalu pergi.

Malam berikutnya, setelah dia selesai minum bir ke-4 nya, bel pintu berdering.

Dia berjalan perlahan ke pintu dan menemukan kecoa yang sama berdiri di sana.

Kecoak besar tadi meninju perutnya, lalu pergi.

Malam berikutnya, setelah dia minum bir pertamanya, bel pintu berbunyi lagi.

Kecoa yang sama berdiri di sana.

Kali ini ia berlutut dan menepak belakang telinga sambil membungkuk kesakitan. Lalu si kecoa besar pergi.

Malam keempat Frank tidak minum sama sekali. Bel pintu berdering. kecoa itu berdiri di sana.

Kecoa menabrak hidung Frank dan meninggalkannya tertelungkup di lantai ruang tamu.

Hari berikutnya, Frank pergi menemui dokter.

Dia menjelaskan peristiwa empat malam sebelumnya. "Apa yang saya harus lakukan?" ia memohon. "Tidak banyak" jawab dokter. "Hanya ada kecoak menakutkan yang sedang berkeliran."



[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Who pushed me? (Siapa yang mendorong Kakek tadi?)

Who pushed me?


One day a wealthy family went for a walk to the port,

but tragically their only child suddenly slipped and fell into the sea......

Full of panic, his father and mother cried out for help.

But no one dared to help the child because too dangerous.

Not too long, 10 minutes and then suddenly...

Byuurrrr....

There was someone plunge into the water and rescued the child.

Afrer reached the land, it turned out that the rescuer was a grandfather who was very old and weak.

With gratitude the mother said to the grandfather.

"Because you have saved my child, no matter what you ask me, I would meet."

Grandpa what do you want? Just say to me. Cars? Luxury homes? Or what Grandpa? "

Grandfather shook his head while he set the breathing, he said:

"I only ask one thing"

"Tell me grandpa, Whatever you want I would grant it."

Grandfather"s request so simple...

"Who pushed me ?????????"





Siapa yang mendorong Kakek tadi?


Suatu hari sebuah keluarga kaya pergi jalan-jalan ke pelabuhan,

namun tragisnya anak mereka yang hanya satu satunya tiba tiba terpeleset dan jatuh ke laut........

Dengan penuh kepanikan, ayah dan ibunya berteriak minta tolong.

Namun tak ada satu pun yang berani menolong anak tersebut karena teralu berbahaya.

Singkat cerita, 10 menit kemudian tiba tiba....

Byuurrrr.....

Ada yang terjun ke air dan menyelamatkan anak tersebut.

Setelah sampai di atas, ternyata sang dewa pwnyelamat itu adalah seorang kakek yang sudah sangat tua dan lemah.

Dengan penuh rasa terima kasih sang ibu berkata kepada kakek.

“Karena telah menyelamatkan anak saya, apapun yang kakek minta pasti saya akan penuhi.”

Kakek minta apa??? Tinggal katakan. Mobil? Rumah mewah? Atau apa Kek???”

Kakek hanya menggeleng sambil mengatur nafas yang masih tersengal sengal, dia berkata:

“Saya hanya minta satu saja”

“Katakan kek, semua yang kakek minta pasti saya kabulkan.”

Permintaan kakek simpel saja...

“Siapa yang mendorong kakek tadi?????????”


http://ceritalucuduabahasa.blogspot.com/2010/07/who-pushed-me.html
[ Read More - Baca Selengkapnya ]

Adjective

After learning Noun (Part 1), Noun (Part 2), and Noun (Part 3) here for giving readers more subject matters in English. We provide you Adjective to understand. 

There are some kinds of adjectives, namely:
1. Demonstrative Adjectives: this, that, these, those
2. Distributive Adjectives: each, every, either, neither
3. Quantitative Adjectives: any, some, no, little, few, many, much
4. Interrogative Adjectives: which, what, whose
5. Possessive Adjectives: my, your, his, her, their, our, its
6. Adjectives of Quality: clever, dry, fat, good, heavy, square, golden


Functions of Adjective:
Adjective has function to modify Noun and Pronoun (Subject)

1. Modify Noun: In modifying noun, we put adjective before noun like some examples bellow.
- Clever boy: Anak laki-laki yang pintar
- Good girl: Anak perempuan yang baik
- Heavy rain: Hujan yang lebat
- Golden ring: Cincin emas

Note: We put clever (Adjective) before boy (Noun); good (Adjective) before girl (Noun); heavy (Adjective) before rain (Noun); and golden (Adjective) before ring (Noun).

2. Modify Pronoun (Subject): In modifying Pronoun, we put adjective after Tobe (is, are, am, was, were) like some examples bellow.
- He is fat
- She is clever

Note: We put fat and clever after is (Tobe).

OK we'll continue later for further explanation on Adjective
[ Read More - Baca Selengkapnya ]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...