03 October 2011

Joko Tarup and Seven Angels (Joko Tarup dan Tujuh Bidadari)

Joko Tarup and Seven Angels

Once upon a time there was a widow who lived in the village of Dadapan.  She had a son whose name was Joko Tarup.  Dadapan village was close to a wood so Joko Tarup liked to go to the wood.  He liked hunting for animals with his blowpipe.

One day when he was in the wood he saw a beautiful rainbow and he saw seven angels went down through it.  He came closer and searched for them.  The seven angels were swimming and taking a bath in a lake.  Joko Tarup looked at them while hiding behind trees.  When they had finished taking a bath, they flew through the rainbow to heaven.  

The next day he saw the same thing again.  This time Joko Tarup had an idea.  He searched for their dress and when he found them he took one of them.  As they had finished swimming and taking a bath, they looked for their dress.  One of them could not find her dress.  Her friends had to come back to heaven so they left her.  She was crying while staying in the water.  Joko Tarup approached her.

“Why are you crying lady?”

“I lose my dress so I cannot go home”

“Where is your home?”

“I live in heaven.  I’m an angel.  My name is Nawang Wulan.  But I lose my dress so I cannot fly anymore”

“If you don’t mind I will take my mother’s dress for you”

“OK, please do”

“Wait for me here, I’ll be back”

Then Joko Tarup went home to take his mother’s dress and gave it to Nawang Wulan.  He asked her to stay at his house with his mother.  Not long after that Joko Tarup married Nawang Wulan.  

As an angel Nawang Wulan had spiritual power.  She had ability which far above human being.  She could cook rice with just a bar of rice and when it had done the bowl will be full of rice.  But there was one condition.  The bowl must not be opened before it has done.  Joko Tarup was very surprised with her wife’s ability. He was very curious about it.  So when Nawang Wulan was away he opened the bowl.  Consequently Nawang’s spiritual power disappeared.  She had to cook as ordinary human being.

Several months later Nawang Wulan gave birth to a beautiful baby girl.  Her name was Nawang Asih.  The birth of Nawang Asih added happiness to Joko Tarup and Nawang Wulan.
Since Nawang Wulan could not cook efficiently anymore, she needed more rice than usual.  The stock of rice in their store room diminished rapidly.  Then one day when she took rice there she was very surprised.  Nawang Wulan found her angel dress.  It was hidden there under piles of rice.  She immediately wore it and talked to Joko Tarup.  

“My dear husband, now I know what you did to me”

“Forgive me, my dear.  I admit that I did this because I love you”

“I love you too.  But now I find my dress.  I must come back to heaven.  I am an angel.  My place is not here.  I have to go now.”

“How about Nawang Asih?  She needs you”

“I will leave her but don’t worry.  I will take care of her.  Anytime she needs me I will be here.  For that purpose please build a tower. When Nawang Asih cries put her there then calls my name. I will come immediately.  But I will be invisible to you.  Good bye dear”

Then Joko Tarup built a tower behind his house.  Every time Nawang Asih cried he would put her there.  Nawang Wulan would come and take care of Nawang Asih.



Joko Tarup dan Tujuh Bidadari
 
Pada suatu waktu ada seorang janda yang tinggal di desa Dadapan.
Dia memiliki seorang putra bernama Joko Tarup. Desa Dadapan dekat dengan hutan sehingga Joko Tarup suka pergi ke hutan. Dia suka berburu hewan dengan sumpitnya.

Suatu hari ketika ia di hutan dia melihat pelangi yang indah dan ia melihat tujuh bidadari turun melalui pelangi tersebut. Dia datang mendekat dan mencari mereka.
Tujuh bidadari tersebut berenang dan mandi di sebuah danau. Joko Tarup menatap mereka sambil bersembunyi di balik pohon. Ketika mereka selesai mandi, mereka terbang melalui pelangi ke surga.

Hari berikutnya ia melihat hal yang sama lagi.
Kali ini Joko Tarup punya ide. Ia mencari pakaian mereka dan ketika ia menemukannya ia mengambil salah satu dari pakaian tersebut. Saat mereka selesai berenang dan mandi, mereka mencari pakaian mereka. Salah satu dari bidadari itu tidak bisa menemukan pakaiannya. Teman-temannya harud kembali ke surga sehingga mereka meninggalkannya. Dia menangis sambil berendam di air. Joko Tarup mendekatinya.

“Mengapa kamu menangis?”

“Saya kehilangan baju saya jadi saya tidak bisa pulang”

“Di mana rumahmu?”

“Aku tinggal di surga. Aku seorang bidadari. Nama saya Nawang Wulan. Tapi saya kehilangan baju saya jadi saya tidak bisa terbang lagi”

“Jika kamu tidak keberatan saya akan mengambil baju ibuku untuk mu”

“Ya udah boleh”

“Tunggu aku di sini, aku akan kembali”

Lalu Joko Tarup pulang untuk mengambil baju ibunya dan memberikannya kepada Nawang Wulan. Dia memintanya untuk tinggal di rumahnya bersama ibunya. Tidak lama setelah itu Joko Tarup dan Nawang Wulan menikah.

Sebagai seorang bidadari Nawang Wulan memiliki kekuatan spiritual.
Dia memiliki kemampuan yang jauh di atas manusia. Dia bisa memasak nasi hanya dengan sebatang padi dan ketika itu dilakukan mangkuk akan penuh dengan nasi. Tapi ada satu syarat. Mangkuk tidak boleh dibuka sebelum selesai. Joko Tarup sangat terkejut dengan kemampuan istri nya. Dia sangat penasaran tentang hal itu. Jadi, ketika Nawang Wulan sedang pergi ia membuka mangkuk. Akibatnya kekuatan spiritual Nawang menghilang. Dia harus memasak seperti manusia biasa.

Beberapa bulan kemudian Nawang Wulan melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik.
Namanya Nawang Asih. Kelahiran Nawang Asih menambah kebahagiaan pada Joko Tarup dan Nawang Wulan.

Karena Nawang Wulan tidak bisa memasak efisien lagi, ia membutuhkan beras lebih dari biasanya. Stok beras di gudang mereka berkurang dengan cepat. Lalu suatu hari ketika ia mengambil beras dia sangat terkejut.
Nawang Wulan menemukan baju bidadarinya. Baju itu tersembunyi di bawah tumpukan beras. Dia segera mengenakan baju itu dan berbicara pada Joko Tarup.

“Suami tercintaku, sekarang aku tahu apa yang kamu lakukan pada ku”

“Maafkan aku, Sayang. Saya mengakui bahwa saya melakukan ini karena aku mencintaimu”

“Aku juga mencintaimu. Tapi sekarang aku menemukan gaunku. Aku harus kembali ke surga. Aku seorang bidadari. Tempat saya tidak di sini. Aku harus pergi sekarang.”

“Bagaimana dengan Nawang Asih? Dia membutuhkan mu”

“Aku akan meninggalkan dia tapi jangan khawatir.
Aku akan merawatnya. Setiap kali dia membutuhkan saya, saya akan berada di sini. Untuk itu membangunlah menara. Ketika Nawang Asih menangis tempatkan dia di sana kemudian panggil nama saya. Aku akan datang segera. Tapi saya tidak akan terlihat buat mu. Selamat tinggal saying”

Lalu Joko Tarup membangun sebuah menara di belakang rumahnya. Setiap kali Nawang Asih menangis dia akan meletakkannya di sana. Nawang Wulan akan datang dan mengurus Nawang Asih.

No comments:

Post a Comment

With all respect, because the articles
in dee-english.blogspot.com are typed manually
and original thought of the writer (most of them),
so for those who want to copy paste (COPAS)
any article from this blog, please put link
of the article you copy paste. Thank you.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...